Fakta Mpox Virus di Indonesia 88 Kasus Terdeteksi

ALHIDANESIA.OR.ID – Fakta Mpox Virus di Indonesia 88 Kasus Terdeteksi Monkeypox, atau dikenal juga sebagai cacar monyet atau Mpox Virus, merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dari keluarga Poxviridae, genus Orthopoxvirus. Virus ini pertama kali ditemukan pada monyet, namun dapat menular ke manusia melalui kontak langsung dengan cairan tubuh hewan yang terinfeksi atau melalui droplet pernapasan dari orang yang terinfeksi.

Gejala dan Penyebaran Mpox Virus Gejala awal monkeypox mirip dengan cacar biasa, tetapi umumnya lebih ringan. Gejala termasuk demam, sakit kepala, nyeri otot, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Setelah beberapa hari, ruam kulit mulai muncul, yang berkembang menjadi lesi dan akhirnya mengelupas. Penyakit ini telah menjadi isu kesehatan global yang semakin meluas, termasuk di Indonesia.

Kasus Monkeypox di Indonesia Menurut data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia, dari tahun 2022 hingga 2024, terdapat 88 kasus monkeypox yang terdeteksi. Sebanyak 74 kasus terjadi hingga akhir 2023, dan 14 kasus dilaporkan pada tahun 2024. Penyebaran ini mendorong Kemenkes untuk mengeluarkan Surat Edaran yang mengatur langkah-langkah kewaspadaan dan pencegahan penyakit tersebut.

Langkah-Langkah Penanganan di Semarang Di Kota Semarang, Dinas Kesehatan setempat telah menerapkan berbagai kebijakan sesuai dengan pedoman dari Kemenkes. Langkah-langkah yang diambil meliputi:

1. Peningkatan Surveilans dan Pelaporan Kasus:
   • Memperkuat sistem pelaporan kasus dari fasilitas kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas.
   • Melakukan pelatihan bagi tenaga kesehatan untuk memastikan mereka dapat mengenali gejala monkeypox dan melakukan pelaporan sesuai prosedur.
2. Penyediaan APD dan Protokol Penanganan:
   • Rumah sakit dan puskesmas diwajibkan menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga medis yang menangani pasien dengan gejala monkeypox.
   • Protokol penanganan pasien yang diduga terinfeksi monkeypox disosialisasikan secara menyeluruh.
3. Sosialisasi dan Edukasi Masyarakat:
   • Kampanye edukasi melalui berbagai media dilakukan untuk menyebarkan informasi tentang monkeypox.
   • Pertemuan dengan tokoh masyarakat dan pemuka agama juga diadakan untuk membantu menyebarkan informasi yang benar kepada masyarakat luas.
4. Pengawasan Ketat di Pintu Masuk Kota:
   • Pengawasan terhadap wisatawan dan pendatang di bandara, terminal, dan pelabuhan diperketat untuk memantau potensi masuknya virus monkeypox ke Kota Semarang.
   • Kerjasama dengan aparat keamanan dan instansi terkait ditingkatkan untuk memastikan setiap potensi kasus dapat ditangani dengan cepat.

Dengan semakin meningkatnya jumlah kasus monkeypox di Indonesia, penting bagi masyarakat untuk waspada dan mengikuti pedoman yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Langkah-langkah pencegahan dan penanganan yang telah diterapkan, seperti di Kota Semarang, menjadi contoh bagaimana upaya bersama dapat membantu mengurangi penyebaran virus ini.

Fakta Mpox Virus di Indonesia 88 Kasus Terdeteksi

1. Mpox Bukanlah Virus Baru

Mpox, yang sebelumnya dikenal sebagai cacar monyet, bukanlah virus baru. Virus ini pertama kali terdeteksi pada tahun 1958 di Denmark pada monyet, dan sejak itu telah menjadi perhatian global. Kasus pertama pada manusia dilaporkan pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo, dan sejak itu, wabah telah terjadi di berbagai wilayah Afrika Barat dan Tengah.

2. Penyebaran dan Status Darurat Kesehatan Global

Mpox dinyatakan sebagai darurat kesehatan global pada tahun 2022, ketika penyakit ini menyebar ke lebih dari 70 negara. Sebagai perbandingan, wabah Covid-19 pada tahun 2019 yang pertama kali terjadi di Wuhan, China, juga menjadi pandemi global. Namun, perbedaannya adalah Covid-19 disebabkan oleh virus baru yang belum pernah diidentifikasi pada manusia sebelumnya, yaitu SARS-CoV2. Saat ini, pengetahuan kita tentang mpox lebih luas dibandingkan ketika Covid-19 pertama kali menyebar.

3. Mpox Tidak Menular Seperti Covid-19

Meski keduanya merupakan penyakit menular, mpox tidak menyebar secepat Covid-19. Covid-19 menular melalui udara, dan orang dapat tertular hanya dengan menghirup droplet dari orang yang terinfeksi saat batuk, bersin, atau bahkan hanya berbicara. Mpox, di sisi lain, ditularkan melalui kontak yang sangat dekat atau berkepanjangan, seperti kontak kulit ke kulit, kontak dengan tempat tidur atau pakaian yang terkontaminasi, dan interaksi tatap muka yang lama.

4. Gejala dan Perbandingan dengan Covid-19

Gejala klasik Covid-19 meliputi demam, menggigil, dan sakit tenggorokan, sementara gejala mpox adalah ruam yang berkepanjangan, demam, sakit kepala, nyeri tubuh, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Hingga Agustus 2023, lebih dari 760 juta kasus Covid-19 tercatat di seluruh dunia, sedangkan kasus mpox membutuhkan waktu dua tahun sejak Mei 2022 untuk mencapai 100.000 kasus secara global.

5. Vaksin Mpox Sudah Tersedia

Berbeda dengan pandemi Covid-19, di mana pengembangan vaksin membutuhkan waktu dan upaya global yang besar, vaksin yang memberikan perlindungan terhadap mpox sudah tersedia. Mpox terkait dengan cacar, penyakit yang diberantas secara global melalui vaksinasi pada tahun 1980. Vaksin yang berhasil melawan cacar juga memberikan perlindungan terhadap mpox, seperti yang terbukti selama wabah tahun 2022.

6. Virus Mpox Bermutasi Lebih Lambat Dibandingkan Virus Corona

Virus berubah seiring waktu, namun tingkat mutasi bisa berbeda-beda. Mpox disebabkan oleh virus DNA, sedangkan Covid-19 oleh virus RNA. Virus DNA, seperti mpox, cenderung bermutasi lebih lambat dibandingkan virus RNA. Mpox memiliki dua clade virus yang dikenal, yakni clade 1 dan clade 2, sedangkan SARS-CoV2 memiliki lebih dari 20 clade yang diketahui. Wabah mpox saat ini didorong oleh cabang dari virus clade 1, yang dikenal sebagai clade 1b.

7. Kemungkinan Tak Akan Ada Karantina atau Penutupan Perbatasan

Banyak orang khawatir penyebaran mpox akan menyebabkan lockdown atau karantina seperti pada pandemi Covid-19. Namun, meskipun penyakit ini telah menyebar ke 16 negara di Afrika selama dua tahun terakhir, pusat pencegahan penyakit di Afrika tidak merekomendasikan penutupan perbatasan mana pun. Ini menunjukkan bahwa meskipun serius, penanganan mpox tidak akan seketat Covid-19.

Mpox adalah penyakit yang telah ada sejak lama, dan meskipun kini mendapatkan perhatian global, penyebarannya tidak secepat atau seluas Covid-19. Dengan adanya vaksin yang tersedia dan pemahaman yang lebih baik tentang penyakit ini, langkah-langkah penanganan dapat lebih terfokus dan tidak mengakibatkan gangguan besar pada kehidupan sehari-hari. Di Indonesia, dengan 88 kasus yang telah terdeteksi, kewaspadaan tetap penting namun tidak perlu panik berlebihan.